Lingkaran Hitam Prokrastinasi
Setahun belakangan ini saya makin kesini merasa mengalami
prokrastinasi. Meski sadar ini bukan merupakan hal yang baik, tapi keluar
dari zona prokrastinasi bukanlah hal
yang mudah. Lawannya ini bukan orang
lain, melainkan diri sendiri. Hal ini menjadi sebuah tantangan yang sering
dihadapi oleh banyak orang.
Tak jarang kita (eh saya saja kali ya) sering menunda dan
menghindari tugas, kegiatan, atau berbagai hal lainnya yang tidak disadari
membawa dampak negatif dalam hidup kita lho.
Iya deh, nanti. Nanti dan nanti ini yang membuat kacau ritme
kerja kita. Memang dalam keadaan kepepet deadline pekerjaan bisa dikerjakan
dengan sistem kebut. Tapi apa iya hasilnya akan maksimal. Dikerjakan dengan
super teliti saja kadang masih ada saja yang salah apalagi dengan cara kilat,
sudah pasti amburadul bukan?
Prokrastinasi sendiri berasal dari sebuah kata kerja
berbahasa Latin yaitu procrastinare yang memiliki arti menunda hingga
esok hari. Jadi prokrastinasi dapat diartikan sebagai sebuah sikap dan
kebiasaan untuk melakukan penundaan terhadap sebuah aktivitas tugas, pekerjaan,
dan berbagai hal lainnya.
Kenapa kita cenderung melakukan perilaku prokrastinasi?
Banyak hal yang dijadikan alasan oleh banyak orang untuk
melakukan prokrastinasi atau penundaan pekerjaan. Biasanya kita akan beralasan
bahwa kita dapat kog untuk menyelesaikan
pekerjaan di sisa waktu mendekati tenggat akhir pengumpulan. Atau kadang mentok
di ide, dan terkadang entah kenapa ide itu muncul di Tengah-tengah himpitan
deadline.
Tahu nggak kalau beberapa ahli
membagi kebiasaan prokrastinasi menjadi dua.
Tipe yang pertama adalah prokrastinasi pasif dimana biasa
terjadi ketika seseorang memiliki masalah dan kelemahan dalam melakukan sebuah
pengambilan keputusan.
Tipe yang kedua adalah prokrastinasi aktif. Prokrastinasi
aktif merupakan kebiasaan menunda pekerjaan secara sengaja untuk menimbulkan
sebuah tantangan dimana ketika terjadi sebuah tantangan orang tersebut akan
merasa tertantang dan termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan yang
dimilikinya.
Dampak negatfif dari perilaku prokrastinasi
Mungkin ketika kamu sesekali melakukan kebiasaan
prokrastinasi tampaknya tidak berdampak terlalu besar. Tetapi ketika
prokrastinasi sudah menjadi sebuah kebiasaan dan dilakukan secara berulang
kali, hal tersebut akan menjadi sebuah masalah yang berarti dalam beberapa area
dalam hidup seseorang.
Kebiasaan prokrastinasi dapat meningkatkan risiko stress dan
penyakit, mengganggu hubungan sosial dengan orang lain, dan citra diri yang
menjadi buruk di mata orang lain.
Cara mengatasi perilaku prokrastinasi
Beberapa orang mungkin menganggap bahwa kebiasaan
prokrastinasi sulit untuk dihilangkan karena sudah terinternalisasi dalam diri.
Akan tetapi, kebiasaan prokrastinasi tersebut bisa perlahan diminimalisir yang
pada akhirnya dapat menghilangkan kebiasaan prokrastinasi dalam diri seseorang.
Berikut merupakan beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan
prokrastinasi:
1. Buat rencana dan tujuan
Rencana dan tujuan personal menjadi alat utama dalam
mengatasi berbagai persoalan. Rencana dan tujuan personal dapat membantu Anda
untuk memahami kemampuan serta skala prioritas yang sebaiknya Anda miliki.
Ketika Anda telah mampu membuat dan memiliki sebuah rencana serta tujuan
personal, maka Anda mampu meminimalisir hal-hal yang tidak efektif dan kurang
diinginkan dalam hidup anda. Rencana dan tujuan personal membantu Anda untuk
fokus kepada usaha untuk menggapai mimpi Anda.
2. Buat daftar catatan tugas dan kegiatan
Membuat catatan rencana tugas dan kegiatan jauh-jauh hari
dan secara konsisten mampu menghindarkan Anda dari kebiasaan prokrastinasi.
Daftar catatan tersebut dapat berperan sebagai acuan dalam bertindak supaya
tetap pada jalur yang tepat untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan.
Denan membuat daftar catatan tugas dan kegiatan, Anda dapat merencanakan
manajemen waktu yang lebih baik.
3. Selesaikan tugas secara bertahap
Ketika Anda memiliki sebuah tugas yang cukup besar dan
kompleks, Anda dapat membuat tugas tersebut menjadi beberapa tahapan. Dengan
membaginya kedalam beberapa tahap, Anda dapat dengan mudah menyelesaikan tugas
dalam skala yang lebih kecil. Hal tersebut mempermudah Anda untuk dapat
mengalokasikan waktu dan tenaga dalam penyelesaian tugas serta mempermudah Anda
untuk melihat progress pengerjaan yang telah dan akan dikerjakan.
4. Eliminasi berbagai distraksi yang mungkin terjadi
Ketika ada tahu apa tujuan yang ingin dicapai dan tahu langkah apa yang harus ditempuh, Anda menjadi lebih mudah untuk mengeliminasi berbagai hal yang mampu menjadi distraksi. Distraksi dapat berasal dari dalam dan luar diri.
5. Kenali tanda-tanda prokrastinasi
Perhatikan berbagai sikap, pandangan, dan perilaku yang
mencerminkan prokrastinasi. Kesadaran yang lebih awal terhadap tanda-tanda
prokrastinasi membuat Anda lebih terhindar untuk terjun kedalam kebiasaan
prokrastinasi.
6. Apresiasi diri
Ketika Anda mampu menyelesaikan tugas melalui
tahapan-tahapan yang efektif, jangan lupa untuk memberikan apresiasi kepada
diri Anda sendiri. Apresiasi dapat menjadi motivasi bagi diri untuk terus
berusaha melakukan berbagai tugas dan kegiatan secara tepat waktu tanpa
menunda-nunda.
Hal yang paling sering memicu prokrastinasi adalah tidak mencintai apa yang sedang dikerjakannya.
BalasHapus